
Saatnya Jual Emas Anda, Mumpung Harga Naik Hari Ini
KARYAJAYA32 – Menurut data situs resmi PT Aneka Tambang Tbk atau Antam, harga emas batangan Logam Mulia mengalami kenaikan Rp 5.000/gram menjadi Rp 970.000/gram pada hari Sabtu (23/7) kemarin.
Sementara harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) juga mengalami kenaikan sebesar Rp 5.000/gram menjadi Rp 831.000/gram.
“Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksi buyback silakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan pada hari kerja Senin-Jumat. Pembayaran dilakukan secara transfer pada H+2 s/d H+3 (hari kerja). Jika kemasan rusak atau hilang dikenakan potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku,” jelas keterangan di situs Antam.
Harga emas Antam sejalan dengan harga emas dunia yang menguat pada perdagangan kemarin. Pada Jumat (22/7/2022) harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.726,46/troy ons, menguat tipis 0,46% dibanding hari sebelumnya.
Harga emas dunia naik cukup tajam 1,15% di sepanjang pekan ini. Namun, harga emas masih drop 5,27% dalam sebulan dan ambles 4,16% dalam setahun.
Penguatan harga emas dunia ditopang oleh terkoreksinya dolar Amerika Serikat (AS). Sepanjang pekan ini, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan si greenback terhadap 6 mata uang dunia lainnya telah terkoreksi tajam 1,2%. Sejatinya terkoreksinya dolar AS merupakan katalis positif bagi harga emas.
Kepala Strategi FX CIBC Capital Markets Toronto Bipan Rai mengatakan bahwa pelemahan dolar AS hanya sementara karena ekonomi AS agak melambat, tapi pelemahan ekonomi juga terjadi di kawasan lain yang mencerminkan kondisi keuangan yang ketat, sehingga potensi permintaan akan dolar AS masih akan tinggi di kemudian hari.
Edward Meir, Analis Capital Markets mengatakan bahwa penguatan pada harga emas hanya sementara.
“Emas dalam tren pelemahan. Penguatan yang sempat terjadi kemarin hanya terjadi jangka pendek. Pada kenyataannya, emas akan tetap melemah karena ekspektasi inflasi melemah,” tutur Meir, kepada Reuters.
Emas dinilai sebagai aset lindung inflasi sehingga dicari saat inflasi melonjak. Namun, status sebagai aset lindung teredam oleh kencangnya kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Kenaikan suku bunga akan membuat si greenback tetap menguat di pasar spot, sehingga emas makin mahal dan menjadi kurang menarik bagi investor.
Pada 26-27 Juli waktu setempat, The Fed dijadwalkan akan mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan kebijakan moneternya.
Namun, pasar telah memprediksikan bahwa The Fed akan kembali agresif untuk menaikkan suku bunga acuannya hingga 75-100 basis poin (bps) untuk meredam inflasi yang kian melonjak ke 9,1% dan menjadi yang tertinggi sejak 4 dekade.
“Pasar tengah menunggu seberapa hawkish kebijakan The Fed ke depan. Jika The Fed masih melihat perlunya meredam inflasi dengan kenaikan suku bunga maka kebijakan tersebut akan sangat bearish buat emas. Emas akan tertekan,” imbuh Meir.