KaryaJaya32.com – Tren harga emas terus turun baik pada taraf dunia juga domestik. Seperti harga emas berjangka pada perdagangan Kamis (27/1/2022) anjlok 36,6 dollar AS atau 2,0 % ke level 1.793,10 dollar AS per troy ounce. Meski sempat menguat tipis 0,06 % atau 1,1 poin pada Jumat (28/1/2022) menjadi 1.796,1 dollar AS per troy ounce, tetapi balik turun 8,4 dollar AS atau 0,47 % menjadi 1.786,60 dollar AS per ounce pada Sabtu (29/1/2022). Begitu juga dalam harga emas domestik, salah satunya emas batangan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam yang anjlok Rp 10.000 per gr pada Kamis, kemudian lanjut turun 8.000 per gram pada Jumat, dan turun lagi Rp 2.000 per gram pada Sabtu sehingga menjadi seharga Rp 928.000 per gram.
Lalu apakah terdapat potensi harga logam mulia balik naik? Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, terdapat potensi balik buat harga emas terkerek, meski dibayang-bayangi adanya indikasi Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) akan menaikan suku bunga acuan pada Maret 2022. Ia meyakini penurunan hanya akan bersifat sementara. Sebab apabila perseteruan antara Rusia & Ukraina memanas & memicu terjadinya perang pada Februari atau Maret, maka kemungkinan besar The Fed tidak akan meningkatkan suku bunga acuannya. “Ini yang sebenarnya akan mengangkat sentimen positif terhadap logam mulia atau emas dunia. Kalau andai saja terjadi geopolitik ini kemungkinan besar harga emas akan melambung kembali, dollar akan kembali melemah,” ujarnya pada Kompas.com dikutip Minggu (30/1/2022). Ibrahim mengungkapkan, ketika The Fed tidak meningkatkan suku bunganya, maka akan direspons oleh para pelaku pasar dengan beralih berinvestasi ke emas, sebagai akibatnya akan menciptakan harganya kembali meningkat. Ia memperkirakan, ke depannya harga emas akan kembali ke level 1.800-an dollar AS per troy ounce.
Bahkan beliau memperkirakan apabila harga emas mampu bangkit menyetuh ke level 1.854 dollar AS per troy ounce, maka ada potensi melanjutkan peningkatan ke level 1.923 dollar AS per troy ounce. Termasuk juga dinilai mempunyai potensi menyentuh level 2.000-an dollar AS per troy ounce. “Nah di 2.000 jika andai saja situasi geopolitik masih terus memanas maka ini akan meluncur ke 2.150, yang mungkin sebagai level terakhir yang tertinggi pada 2022,” istilah beliau. Oleh karena itu, Ibrahim menyarankan buat masyarakat yg mempunyai dana relatif mampu berinvestasi pada emas waktu harganya sedang rendah misalnya waktu ini. Meski demikian, perlu diperhatikan juga bahwa emas adalah jenis investasi jangka menengah-panjang apabila memang ingin mendulang laba yg maksimal. “Jadi mendingan beli, jika punya duit beli saja emas. Tapi jika andai saja mau melakukan investasi pada logam mulia, itu wajib jangkah menengah atau jangka panjang,” pungkas Ibrahim.